PALEMBANG – Keberadaan ODP Center atau Rumah Sehat di Wisma Atlet Komplek Jakabaring Sport City (JSC) Palembang dinilai sebagai salah satu upaya cukup efektif untuk memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19 di Sumsel.

Dimana para perantau yang nekat mudik ke Sumsel di tengah merebaknya wabah Covid-19 ini, mau tak mau harus lebih dulu diboyong ke ODP Center guna dilakukan pemeriksaan dan karantina sementara.

Terbukti pada, Rabu (15/4) malam, sebanyak 236 santri pesantren asal Sumsel yang tiba di Palembang usai menempuh pendidikan agama di Jawa Timur dan Jawa Tengah dibawa menuju ke ODP Center guna dilakukan pemeriksaan sebagai upaya penyebaran Covid-19.

Wakil Gubernur Sumsel H. Mawardi Yahya melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel sekaligus Pelaksana Harian ODP Center Jakabaring, Aufa Syahrizal mengatakan, ratusan orang yang dibawa ke ODP Center Jakabaring tersebut terdiri dari santri, guru pendamping dan kru bus.

“Mereka santri Gontor yang sebelumnya berdomisili di Ponorogo, Kediri, Banyuwangi dan Magelang. Mereka mudik ke Sumsel dengan menggunakan lima bus. Namun kita bawa kesini dulu untuk dilakukan pemeriksaan terkait Covid-19,” kata Aufa, Kamis (16/4).

Menurutnya, saat rombongan tersebut tiba sekitar pukul 20.00 WIB, tim medis ODP Center langsung melakukan pemeriksaan mulai dari pengecekan suhu tubuh, pemeriksaan sampel darah hingga rapid tes.

“Pemeriksaan berlangsung selama 8 jama mulai dari pukul 20.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB dini hari tadi. Dan alhamdulillah 236 orang itu dinyatakan negatif,” tuturnya.

Dikatakannya, sebelum melakukan perjalanan ke Sumsel diketahui ratusan santri itu pun sudah dilakukan pemeriksaan dan karantina secara disiplin di daerah domisili masing-masing. Bahkan dalam perjalanan, rombongan tersebut tidak melakukan kontak langsung dengan warga yang ditemui dalam perjalanan.

“Mereka disiplin. Sebelum berangkat, mereka juga telah menjalani isolasi di pesantren masing-masing. Dalam perjalanan pun mereka tidaj diperbolehkan untuk turun. Kalaupun mendesak dan harus turun bus, mereka distrerilkan ketika akan naik bus kembali. Untuk makan saat perjalanan, panitia pendamping sudah menyiapkannya,” bebernya.

Dia menjelaskan, ratusan santri tersebut tidak hanya berasal dari Palembang. Beberapa diantaranya berasal dari daerah bahkqn di luar provinsi Sumsel.

“Mereka berasal dari berbagai daerah seperti OKU, Lubuk Linggau dan lainnya. Bahkan ada yang dari Belitung. Perjalanan ini legal karena sebelumnya KPM Masjid tempat mereka menuntut ilmu mengirimkan surat ke bapak Gubernur dan didisposisikan ke bapak Wagub sebgai Ketua Umum rumah sehat ini. Lalu Wagub juga mendisposisikan ke Satgas yang bertugas untuk menerima dan melakukan pemeriksaan ratusan santri ini sesua prosedur yang berlaku,” terangnya.

Saat ini, lanjutnya, seluruh santri yang sudah dinyatakan negatif sudah bisa diperbolehkan pulang namun harus dijemput oleh pihak pemerintah daerah masing-masing. Jika pun nantinya belum dilakukan penjemputan, maka santri tersebut diperbolehkan tetap menginap di rumah sehat Jakabaring.

“Tempatnya dipisahkan dengan ODP, kan mereka negatif. Mereka kita anggap sebagai tamu biasa,” bebernya.

Kendati diperbolehkan pulang ke kediamannya masing-masing, para santri tersebut tetap harus melakukan isolasi di rumah selama 14 hari sejak kepulangannya.

“Kita berikan surat jika mereka negatif agar tidak dikucilkan ketika pulang. Namun tetap harus mengisolasi diri dulu selama 14 hari kedepan. Jika nantinya ada gejala seperti batuk, flu, demam dan sebagainya segera melapor ke Puskesmas terdekat untuk diperiksa. Selama 14 hari kedepan tetap kita pantau,” paparnya.

Seperti yang diketahui, Pemerintah Provinsi Sumsel telah lama menyiapkan rumah sehat di Jakabaring untuk masyarakat. Bahkan, sejumlah kebutuhan mulai dari makan, tempat tidur dan lainnya sudah disiapkan di rumah sehat tersebut. Selain itu, untuk menjaga imunitas ODP wajib menjalani sejumlah kegiatan seperti berjemur dan senam pagi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here