PALEMBANG – Langkah Gubernur Sumsel H Herman Deru untuk tetap mendorong terjaganya stabilitas perekonomian di Sumsel di tengah pandemi covid-19, nampaknya berbuah manis. Bahkan saat ini, catatan pertumbuhan di Sumsel masih menjadi yang tertinggi di pulau Sumatera. Dimana pada triwulan pertama tahun 2020, pertumbuhan perekonimian di Sumsel diketahui sebesar 4,98 persen.
Melihat kondisi pertumbuhan perekonomian di Sumsel itu, membuat Panglima TNI Marsekal TNI Dr Hadi Tjahjanto memberikan apresianya.
Menurutnya, capaian pertumbuhan perekonomian yang baik tentu akan berdampak baik pula pada perkembangan daerah. Termasuk juga dalam upaya penanganan covid-19. Sebab dengan perekonomian yang bagus, maka upaya untuk menekan penyebaran penularan wabah tersebut akan lebih ringan dilakukan.
“Sumsel tercatat sebagai daerah yang tingkat pertumbuhan ekonominya tertinggi di pulau Sumatera, bahkan lebih tinggi dari nasional. Ini jadi harapan baik bagi kita, apalagi ditengah pandemi,” kata Hadi saat menghadiri Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Covid-19 di Griya Agung Palembang, Jum’at (24/7).
Terlebih, lanjut Hadi, meski tetap fokus menjaga stabilitas perekonomian, kewaspadaan Pemda di Sumsel yang berkolaborasi dengan TNI dan Polri juga dalam cegah tangkal covid-19 tetap terjaga.
“Capaian perekonomian itu saya akui sangat bagus, namun kewaspadaan akan covid-19 tidak menurun. Penanganan terhadap covid-19 di Sumsel jelas terlihat. Ini layak dicontoh,” tuturnya.
Tidak hanya iti, dia juga memuji upaya gugus dalam penanganan covid-19 di Sumsel. Dimana dia menilai, langkah yang diambil gugus tugas penanganan covid-19 Sumsel selaras dengan gugus tugas nasional.
“Saya juga apresiasi langkah gugus tugas dalam menekan terjadinya kasus baru covid-19 dengan menerapkan Tracking, Test dan Treatment (3T). Itu dilakukan dengan sangat baik,” bebernya.
Termasuk juga pengaktifan kampung cegah tangkal covid-19 dan desa siaga. Saat ini, ribuan kampung cegah tangkal dan desa siaga di Sumsel sudah berjalan.
“Apa yang di jalankan di pusat juga berjalab disini. Kita memang harus melakukan pendekatan dengan masyarakat menggunakan cara kearifan lokal. Pendekatan memang haris dioptimalkan mulai dari tingkat RT,” paparnya.
Lebih lanjut dikatakannya, saat ini pemerintah bersama TNI dan Polri sedang berkonsentrasi meningkatkan disiplin protokol kesehatan kepada masyarakat. Terlebih untuk delapan daerah yang saat ini tengah menjadi sororat pemerintah.
“Kita masih konsentrasi di delapan daerah tersebut seperti Jatim, Jabar, DKI Jakarta, Jateng, Sumut, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Papua,” imbuhnya.
Sumsel sendiri tidak masuk dalam kategori provinsi yang mendapat sorotan khusus pemerintah pusat mengingat angka sembuh di Sumsel saat ini cukup tinggi.
“Sumsel tidak masuk dalam 8 provinsi tersebut. Karena angka sembu di Sumsel juga cukup tinggi. Untuk itulah saya berharap kolaborasi bersam masyarakat, tokoh, akademisi dan lainnya semakin ditingkatkan sehingga upaya penanganan ini dapat lebih cepat,” timpalnya.
Sementar itu, Gubernur Sumsel H Hermab Deru mengatakan, Sumsel memang tercatat sebagai provinsi yang tingkat pertumbuhan ekonominya tertinggi di pulau Sumatera. Hal itu tak lepas dari konsistensi semua pihak yang masih produktif meski di tengah pandemi dengan terus menerapkan protokol kesehatan.
“Pertumbuhan ekonominya sebesar 4,98 persen. Lalu tingkat kemiskinan sedikit baik karena adanya miskin baru dampak dari pandemi ini sebesar 12,66 persen. Lalu tingkat pengangguran zebesar 3,86 persen. Untik tingkat inflasi kita sangat rendah sebesar 1,13 persen,” jelas Herman Deru.
Sedangkan dalam upaya penanganan covid-19, sambungnya, sejumlah inovasi gencar dilakukan jajarannya.
“3T kita masif kita lakukan secara terus menerus. Kita agresif melakukan tracking dan tracing agresif. Jadi jika ada kasus baru, akan langsung kita telusuri dan ditindaklanjuti dengan pengambilan spesimen. Untuk Test, kita lakukan di