Chanelinfo.com Prabumulih | Tak sedikit warga Kota Nanas yang mengenal Inhar Kamaludin. Komandan Koti Mahatidana Pemuda Pancasila Kota Prabumulih ini belakangan kian populer dikalangan aktivis, stakeholder, Perusahaan juga berbagai lapisan masyarakat lainnya.
Namun kiprah Pria Berdarah asli Marga Rambang Prabumulih ini juga sempat dikenal dengan reputasi kurang baik lantaran latar belakang masa lalu yang ditempuhnya dijalanan keras dunia preman.
Ya artikel ini memuat perjalanan hidup seorang aktivis Pemuda ‘Pejuang’ Pancasila, Komandan Koti Mahatidana MPC PP Prabumulih.
Diceritakannya bahwa dirinya dilahirkan di Kota Nanas ini 43 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1978. Kamal merupakan putera ke 5 dari 7 bersaudara. Dia sebutkan bahwa orang tuanya bukanlah orang berada. Sehingga keterbatasan ekonomi harus memaksanya hanya mengenyam bangku sekolah sampai kelas 2 SMP saja.
Kondisi inilah juga yang memicu Kamal berjibaku dengan keadaan nya, dengan mengerjakan apa saja yang dia bisa untuk menghasilkan rupiah.
“Apepun kugawikan asal menghasilkan, aku sempat jadi menjadi kenek mobil ekspedisi rute Palembang – Jakarta,” kenang Kamal bercerita kepada portal ini, Jumat (12/03/2021), dengan Dialeg khas Marga Rambangnya.
Dari sana kata Kamal tahun tahun kemudian, dirinya bertemu 3 orang Pria yang pada saat itu diketahui nya merupakan sosok Preman jalanan.
Adakalanya bagaimana teman kita jadikan ikutan, Kamal pun mengakui dirinya mulai terpengaruh mengikuti pola kehidupan mereka.
“Mencari uang care gampang, apapun jalannye. Bergelut di dunia hitam agar dapat uang, terkadang berpindah dari kota satu ke kota lain bermaksud mengubah nasib yang kuanggap kurang beruntung saat itu” beber Kamal berkisah.
Yang Maha Kuasa Memang Maha Kasih terhadap hamba-hamba-Nya. Dialah yang membolak-balik kan hati manusia. Suatu ketika Kamal dipertemukan dengan Jodohnya, yang dari sana menjadi titik tolak perubahan besar dalam kelam masa lalunya.
Yurni Wati, nama perempuan itu, Perasaan Kasih yang Allah karunikan kepada mereka berdua, menyatukan ikatan Cinta dalam Pernikahan Suci, yang membuat Kamal tersadar akan khilaf dimasa lajangnya.
Setelah menikah Kamal diberikan Hidayah untuk berubah lebih baik meninggal kan yang dilarang Agama dan menjalan kehidupan sebagaimana tatanan yang diajarkan.
Diungkapkan Kamal dia mulai mencoba pekerjaan halal, mulai menjadi kuli bangunan, dan bertani karet tinggal di kebun pun dilakoni
Karena merasa belum cocok bertani lalu dia mencoba peruntungan dengan membuka bengkel tampal ban di simpang 3 Tanjung Rambang.
Dengan menumpang tanah seorang warga di sana, tapi apa yang menjadi harapannya dan keinginannya tak jua dapat terwujud. Akhirnya dia menutup bengkel tampal ban itu.
Berbekal pengalaman pernah hidup di kota besar, dan pergaulan selama ini Kamal mencoba merintis usaha lain yaitu mengisi material bangunan kecil-kecilan, sebagai sopir Dump Truck di tahun 2009.
Kehidupan ternyata masih keras seperti biasanya saat jadi supir dump truck material itu, banyak Lika liku dilalui.
Yang paling diingatnya di tahun 2010 mobil angkutannya di hadang oleh preman jalanan di Jalan Lingkar atau disebut juga Jalur Gaza.
Saat itu 6 mobil angkutannya di hadang saat mau mengirim pasir ke desa Tanjung Menang melayani sebuah proyek pembangunan.
Para preman itu meminta jatah uang yang sangat besar kepada para supir mobil yang di sewanya. Mendengar kabar tersebut Kamal turun ke lokasi dan mencari tau apa maunya mereka, dan saat bertemu hampir terjadi peristiwa berdarah, dia pun sudah siap dengan segala konsekuensinya.
Dari kejadian itu berkenalan dengan pimpinan kelompok preman yang menghadang mobilnya yang di ketuai oleh TY. Akhirnya mereka pun menjadi sahabat.
Dari situlah babak baru dimulai, idepun pun terlintas Kamal mengajak teman barunya ini untuk membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat Tiga Saudara Group (LSM TSG) dan menjadi keamanan bagi armada angkutan yang lewat di jalur Prabumulih-Palembang.
Bendera LSM ini sempat berkibar lebar, anggotanya pun tak terhitung yang bergabung. Label TSG pun bahkan berkembang menjadi sebuah nama perusahaan. Kondisi pun berangsur membaik. Pekerjaan mulai mengalir, kolega kian bertambah. Seiiring itu rezeki yang dicurahkan semakin melapang. Hingga Kamal dengan Label TSG nya mampu menambah aset dengan alat angkutan berat sendiri, Hasil usaha yang di rintisnya.
Bahkan Kamal pun sudah bisa mewujudkan impiannya untuk membangun sebuah Masjid, dengan rejeki yang di diperolehnya.
Dalam meniti jalan kehidupan barunya Kamal dipertemukan dan bergabung dengan sebuah organisasi berskala nasional yakni Pemuda Pancasila.
Reputasinya selama ini menjadikan dia dipercaya untuk mengemban posisi Komandan Komando Inti Mahatidana di MPC PP Kota Prabumulih.
Masapun terus berjalan sampailah Saat proyek pembuatan Jalan Tol, Indralaya – Muara Enim, Kamal berkeinginan agar dia dapat menjadi mitra dari perusahaan Waskita Karya.
Dibarengi niat agar dapat menghantarkan keluarga dan sahabat-sahabatnya dapat juga merubah nasib dan mendapatkan rejeki dari sana. Keinginan pun lagi-lagi dikabulkan mulailah dia menjadi mitra dari perusahaan besar tersebut, dia dijadikan Humas lapangan.
Namun namanya kehidupan biasa kalau ada aral rintang, yang suka banyak, yang tidak suka pastilah ada. Namun Kamal tak ambil pusing dan tak menganggap yang tak suka sebagai tandingan.
Peluang kerjasama dalam proyek besar itu, dia manfaatkan dengan melibatkan rekan-rekan anggota KOTI untuk ikut diberdayakan juga dalam perusahaan itu asal profesional dan jauhi tindak kriminal.
“Saya instruksikan dengan tegas jangan pernah berbuat melanggar hukum, baik hukum negara maupun hukum agama” cetus Kamal serius.
Saat ini Kamal mulai merasakan kehidupan yang melampaui apa yang diharapkannya saat masa-masa sempit nan kelamnya.
Kamal dikaruniai Kelapangan Hidup yang nyaman dan seorang isteri dan 3 anak.
Namun demikian ada saja ujian kata Kamal, dirinya acap merasakan gangguan baik secara terang-terangan bahkan lewat belakang.
“Rintangan itu terus berdatangan baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, bahkan permainan mistis pun mulai di jalankan untuk meruntuhkan apa yang sudah dibangun…” ungkap Kamal.
“Semoga yang mau mencoba meruntuhkan apa yang sudah saya dapatkan ini dapat menyadari bahwa apa yang saya dapat sekarang adalah hasil dari sebuah perjuangan” ujar Kamal.
Siapalah saya ini, saya bukan orang hebat, saya cuma mau berubah kehidupan ekonomi yang lebih baik, keluarga dan sahabat-sahabat saya, karena saya faham betum bagaimana susahnya orang yang tak punya itu, kekurangan itu sangat pedih” keluh nya.
“Saya bertawakal kepada Allah Subhanahu wa ta ala, karena apapun yang ada pada diri ini semuanya dari NYA… tapi kalau ada yang coba merongrong apa yang saya peroleh dengan susah payah dengan cara yang tidak baik, saya KAMAL, akan mempertahankan hak saya, yang tahu nama saya banyak namun tak banyak yang tahu jalan kehidupan saya,” tandasnya mengakhiri. (**)