Chanelinfo.com Jakarta | Bencana alam banjir di Indonesia yang sering terjadi di berbagai wilayah seakan menjadi  agenda rutin tahunan, lagi-lagi diawal bulan April ini kita kembali dikejutkan oleh banjir bandang di NTT dan daerah lainnya, hal tersebut tentunya manjadi alarm yang harus menjadi atensi tinggi serta fokus kerja dari kementerian terkait.

Sebagaimana data yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB -red), bahwasanya sepanjang tahun 2020 di tengah pandemi COVID-19 terdapat 2.925 kejadian bencana di Indonesia terhitung sejak 1 Januari hingga 28 Desember 2020.

Dan berdasarkan rincian data bencana hidrometeorologi, kejadian banjir telah terjadi hingga sebanyak 1.065 kejadian di sepanjang tahun 2020 (sumber ; bnpb.go.id)

Adapun, berdasarkan data BNPB yang dirilis pada akun twitter @BNPB_Indonesia, Minggu (4/4/2021) terkait sebaran kejadian bencana alam di Indonesia selama periode 1 Januari – 4 April 2021 disebutkan bahwa banjir, diikuti puting beliung serta tanah longsor menjadi dominasi dari bencana alam yang terjadi.

BNPB mencatat kejadian bencana banjir terjadi 446 kali, puting beliung 258 kejadian, tanah longsor 207 kali. Kemudian, karhutla terjadi 89 kali, gempa bumi 16 kali, gelombang pasang dan abrasi 13 kali, dan kekeringan 1 kali.

Kondisi saat ini tentunya membutuhkan sumbangan pemikiran, tenaga, gagasan serta inovasi dan usulan-usulan dari seluruh anak bangsa untuk dapat memberikan sumbangsihnya kepada Ibu Pertiwi, ujar Dewan Pembina Yayasan Konstruksi Indonesia dan Infrastruktur Indonesia (YAKIN INDONESIA) Bachtiar Ravenala  Ujung di bilangan Jakarta Selatan, 07/04 siang.

Sebagai praktisi dibidang konstruksi dirinya begitu sedih dengan bencana alam yang datang silih berganti dengan penanganan yang tiada henti-hentinya setelah kejadian bencana, baik oleh instansi terkait serta masyarakat.

Adakah solusi ? Jika serius pasti ada, tentunya Pemerintah harus mampu mendorong agar para pakar serta akademisi untuk bersama-sama memberikan pemikiran.

Demisioner Dewan Pengawas Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Tahun 2020 tersebut mengajak agar seluruh praktisi di bidang konstruksi dapat bersatu dalam memberikan pemikiran dan menyumbangkannya kepada Pemerintah untuk dapat menjadi program dalam mengantisipasi serta penanganan berbagai bencana yang tengah melanda Negeri ini dimasa Pandemi COVID-19.

Rangkaian peristiwa besar yang tengah terjadi tentunya telah memanggil masyarakat yang kompeten di bidang konstruksi untuk tidak hanya diam dan menonton serta berpangku tangan saja.

Turut berpartisipasi dalam berbagai hal yang berorientantasi kepada mitigasi untuk dapat mencapai upaya-upaya solusi dari berbagai pengalaman dan referensi, tentunya akan menjadi sumbangsih nyata masyarakat konstruksi kepada Negeri.

Untuk itu, sebagai Dewan Pembina Forum Lintas Aspirasi Jasa Konstruksi (FLAJK – red) bersama para pakar Konstruksi dirinya akan membedah dan mencari solusi terbaik untuk mitigasi dalam menangkal bencana (sedia payung sebelum hujan), juga penanganan pasca bencana dengan melibatkan Pemerintah Propinsi serta kabupaten/Kota yang menjadi langganan bencana, ungkap Bachtiar.

Adapun instansi, terutamanya Kementerian PUPR Cq Dirjen terkait tentunya patut untuk dapat menginisiasi berbagai hal berbagai hal yang diharapkan mampu serta dapat menjadi solusi dari bencana Banjir yang terus melanda di Tanah Air.

Dirinya juga membuka pintu selebar-selebarnya kepada seluruh masyarakat konstruksi Indonesia dan pihak-pihak yang memiliki inovasi serta dan kompetensi yang mumpuni di bidang SDA untuk dapat berdialog serta menambah pemikiran agar dapat menjadi manfaat dalam persiapan mitigasi dan bencana di NKRI yang kita cintai ini, pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here